Semerbak Kasturi
"Sesungguhnya orang-orang berbakti benar-benar berada di dalam (syurga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni(tidak memabukkan)yang tempatnya masih dilak (disegel), laknya dari KASTURI. Dan yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
(Al-Mutaffifin: 22 - 27)
(Al-Mutaffifin: 22 - 27)
BINA HARAPAN MALAYSIA
Saturday, 18 October 2014
Esprezzo...Candy Coffee
Dipanjangkan perkongsian daripada seorang sahabat: Renungan di pagi hari sabtu ... baca tajuk ini di weblog tadi "bagaimana nak jaga nilai keikhlasan?" moga membawa manfaat, aamiin
Bagaimanakah yang dikatakan ikhlas ini jadi penentu? Amal ibadah ini umpama seorang manusia. Bila nyawa (roh) sudah tidak ada, ia akan jadi bangkai. Bangkai mesti dibuang ke kubur kerana nilai kemanusiaannya sudah tidak ada lagi di waktu itu. Dia tidak layak lagi bergaul dengan orang yang hidup. Walaupun dia seorang ratu cantik, orang terpaksa buang juga kerana ia akan jadi busuk, berulat dan reput menjadi tanah.
Begitulah dengan amal ibadah kita ini. Kalau tidak ada roh-nya atau tidak ada jiwanya, yakni tidak ikhlas, Allah anggap seperti bangkai yang kotor lagi busuk, yang tidak ada harganya. Tidak layak untuk Allah menerimanya dan tidak layak diberi ganjaran pahala. Bahkan akan dicampak balik ke muka kita sekalipun seluruh makhluk-makhluk Allah di langit dan di bumi semuanya memuji-muji amal ibadahnya cantik, baik dan bernilai. Manusia hanya menilai dengan mata lahir sahaja maka yang kelihatan, amal ibadahnya itu banyak, cantik dan berakhlak. Sedangkan Allah dapat melihat yang batinnya. Sekalipun amal itu sedikit, jika ikhlas, Allah tetap menganggapnya banyak. Sedangkan amal ibadah yang banyak tetapi tidak ikhlas, Allah tetap menganggapnya sedikit atau macam amalan yang tidak wujud.
Begitulah penting dan bernilainya ikhlas itu. Allah mahu agama-Nya yang suci murni itu diamalkan secara suci pula yakni tidak dicelahi dengan sebarang bentuk hati busuk. Tidak dicelahi dengan rasa riyak, ujub, ingin dipuji, hendak nama, ingin dinilai dengan mata dunia atau dengan tujuan menolak kemudaratan manusia. Dalam hal ini Allah ingatkan: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (khalis).” (Az Zumar: 3)
Juga di ayat lain: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (mengikhlaskan) ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus. Dan supaya mereka mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Baiyinah:5)
Allahu 'alam...munching Esprezzo...candy coffee
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment