Semerbak Kasturi

"Sesungguhnya orang-orang berbakti benar-benar berada di dalam (syurga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni(tidak memabukkan)yang tempatnya masih dilak (disegel), laknya dari KASTURI. Dan yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
(Al-Mutaffifin: 22 - 27)

BINA HARAPAN MALAYSIA

Tuesday 16 November 2010

Eid Ul Adha Mubarak & Indo-mee

Sukar sungguh untuk melelapkan mata di pagi hari raya korban kali ini. Terkenangkan jubah dan tudung putih yang masih lagi belum bergosok dan terdampar di atas lantai. Sejak pulang dari mengerjakan haji pada tahun 2007, seingat saya, belum pernah berpeluang solat Aidul Adha. Jubah dan tudung putih yang menyimpan seribu kenangan manis itu akan saya sarungkan esok,insyaAllah.

Tiada kenangan dan pengalaman yang lebih manis dalam kehidupan ini daripada menjadi tetamu Allah dalam kembara spiritual di dua bandar raya yang mulia serta penuh barokah, Madinah Al Munawwarah dan Makkah tul Mukarramah. Dua bandar yang paling cantik di dunia sebab di dalam nya terdapat ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan maksima yang diraih lantaran berada sangat dekat, di dalam pelukan Dia yang kita kasihi lagi cintai. Kita sangat senang kepada Nya dan Dia juga senang kepada kita.

Terkenang sambutan hari raya korban di Mina, ketika kelazatan beribadah memuncak, di kala kesyahduan pengaduan dan perjanjian dengan Allah semasa di Arafah, masih lagi berbekas di sanubari, semoga kekal hingga ke akhir hayat, amin. Kami dinasihatkan segera solat Aidul Adha secara bersendirian dan bersiap-siap untuk melontar di Jamrah. Ketika itu, tiada Metro Makkah. Kami berjalankan kaki melalui terowong Muassin sambil melaungkan takbir raya dengan jamaah haji Melayu-Asia yang lain. Teman sebilik dan suaminya menemani saya, hingga selesai bertahlul setelah helaian rambut saya digunting oleh Kak Ngah.

Tiada lauk rendang, tiada ketupat dan lemang, yang ada hanya Indo-mee, biskut komersil yang sangat manis dan air teh citra rasa sendiri dengan uncang teh, gula dan air panas yang disediakan oleh pihak muasassah kerajaan Arab Saudi, sebagai pengalas perut sementara hidangan nasi ala kadar pada waktu tengahari dan malam nyaman lagi dingin, diiringi angin sepoi-sepoi bahasa.

Masa selama tiga hari di mina berlalu dengan pantas sekali, waktu cukup berharga itu dipenuhi dengan wirid dan pelbagai solat rawatib, mengukuhkan ikatan ukhuwwah, dimeriahkan dengan aktiviti "sabar menanti" giliran ke bilik air dan mengambil wudu'. Di Mina, amalan kesamarataan berlaku tanpa mengira anda berperjalanan melalui pakej atau mode muasassah ("bersusah payah") Tabung Haji. Semua nya menunggu tandas yang satu jenis itu, di sini lah kesabaran teruji lagi dengan pelbagai karenah manusia, secara berterusan. Pengertian pengorbanan yang praktikal benar-benar dituntut. Harapan begitu menggunung setelah selesai kerja-kerja haji, agar kekal dan bertambah segala kebaikan hingga ke penghujung nyawa dengan izin serta bantuan Allah.

"Ya Allah, Tuhan yang mengendalikan hati, kendalikanlah hati-hati kami untuk berbakti kepada-Mu"
(Hadis riwayat Muslim)

"Ya Allah, sesungguhnya, aku berlindung kepada Mu dari segala keburukan atau kejahatan amal yang lalu maupun yang akan datang"
(Hadis riwayat Muslim)


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar...walillah ilhamd

Semoga bermanfaat. Allahu 'alam.

Wednesday 20 October 2010

Letter To Jane...

Dear Jane,

I came back at dawn ( 5:30 am Malaysian Time) on Sunday, the 29th Disember 2007, the flight by Saudi Arabia Air from Jeddah had been delayed for 10 hours. My beloved Dad and family members waited for me patiently at the KLIA. Immediately when we reached home, a small thanks giving feast (called kenduri in bahasa melayu) for immediate family members and neighbours was held at my Dad's place at Teluk Intan, Perak (one and a half hours journey drive from Ipoh). I still had a bad cough since three weeks ago so I decided to take another day rest at my Dad's place to allow the rest of my family members to visit me. Drove to Ipoh with my car loaded with my 46 days belonging, yesterday. I took almost one whole day to get "acquainted again" with my "slumber zone" that I have missed for sooooooo long! When I opened my 2, 900 ++ emails, after mid night yesterday or rather this morning, your ecard was top of the list....thank you for keeping in touch, for the gesture and the most important thing is you still remember me.

Hope life treating you very well. Please tell me more on your daily experiences. About your studies and your community activities in Beijing, I just love to learn about it.

Allow me to share some of my wonderful,fantastic and beyond words explanation. ... life experience for the past more than a month or so.
My spiritual journey was so demanding and very hectic. It was a balanced of physical, mental, spiritual and emotional strength. On top of that, one also need to be well read or equipt with some knowledge of what one need to do, suppose to do and have to be compliance with the teaching of prophet Muhammad (May peace and blessing of Allah be upon him) as inspired by Allah through His revelation/Qur' anic teaching. I had done my best to maximise the activities and enjoyed my stay at the two sacred cities namely Madinah Al Munawarrah ( Madinah, The City of Light) , the chosen city and the burial place of our beloved prophet Muhammad ( May peace and blessing of Allah be upon him) and Makkah Al Mukarramah (Makkah, The Sacred City), the city built by the prophet Ibrahim (Abraham) and his son, prophet Ismail (Eshmael), may peace and blessing of Allah be upon both of them. Prilgrimage in Islam or Haj activities are more practical physical activities and very personal in nature. It is a matter between you and Al Mighty Allah. Nobody knows...just you and Allah! So sincerity and accountability are very crucial in your presentation of good deeds. The whole journey gave you an experience of how Islam was first established by doing a series of well planned and systematic physical activities at the historical place/sides. By doing so, one have to do a lot of reflection and repentence (seeking forgiveness of your sins...either your are aware or unaware of it). Most of the time I cried out of happiness (for given the chance by Allah to experience this spiritual journey this time round), fear ( that the possibility Allah don't accept all my good deeds and repentence of all my sins) and hope (that Allah listens to all my prayers, accept all my good deeds including the haj activities and rewarded me accordingly after that) as you feel so dwafted, humbled and very near to Allah in these two holy cities (even though you feel the present of god everywhere).

When I first saw the ka'abah, the oldest sacred sanctuary on earth, the reference point of prayer ( called kiblat) for every muslim....The first encounter with the ka'abah...it was just like meeting someone that you never meet before, you adhore that someone every moment of your life from far but dying to meet that someone...now that someone is just right in front of you..., Jane!..how do you describe yourself at that particular moment?! It was a mix feeling...joy, happiness, sad, greatful etc etc. Ka'abah is just a cubical construction with nothing inside, just three main pillars but which there is historical record as The Qur'an says,
" Most surely the first house appointed for men is the one at Bakkah (Mecca), blessed and a guidance fot the nations." ( Ali Imran: verse 96)

" And when Abraham and Ishmael raised the foundations of the House: Our Lord! accept from us; surely Thou art the Hearing, the Knowing," (Al Baqarah: verse 127)

Ka'abah is the symbol of unity, the manifestation of the oneness of god and reflects the beauty and the universality of Islam as The way of life. Muslim from eveywhere, poor or rich, white or coloured, all type of physical sizes, speaks different kind of languages ( some of the languages are alien to you and yet you understand the gesture...), raised from different communities, from all walks of life.. prays the same ways, prostrate to Allah...The Compassionate, The Merciful,The All Aware and The Forgiving, at the same range of time, facing the ka'abah alone...be it from the city of Makkah or from anywhere on earth.

Jane.... 2008 and beyond ( till the time I am call to meet Allah The Al Mighty..) is always going to be very special. I will try my best within my ability and capability to be a good muslim @ practicing muslim, to be good to everyone regardless who there are..only Allah knows what promised I have made to Him at The Arafat Valley on the 18th Disember 2007 as the starting day of the Haj activities.. .may Allah help me and guide me always.... to fulfill my promise to him...ameen.

Happy New Year Jane, ...Lets together make a new start, a new chapter, a new beginning, forget the BAD and cherish the GOOD. Please send my warmest Happy New Year greeting to your parents too. Do keep in touch.

Love,

Hayati Haji Sidek @ Yatty

Monday 11 October 2010

Tak Pandai Bercakap...

Di bulan Syawal yang lalu, saya mengambil peluang untuk menemani abah yang sedang dirawat di Klinik Radioterapi dan Onkologi, Hospital Kuala Lumpur. Abah perlu menjalani 20 kitaran radioterapi sebagai ikhtiar untuk membunuh sel-sel kanser di prostatnya. Alhamdulillah, hasil CT Scan menunjukkan sel-sel kanser, tidak dapat di kesan di dalam tulang. Sel kanser prostat tidak agresif dan lambat "membiak" jika dibandingkan dengan sel kanser pada organ lain, khususnya di bahagian abdomen ke atas. Di tambah pula dengan faktor keturunan (Ayahnda abah meninggal di usia 90-an tahun) dan sikap positif serta keterbukaan minda abah, telah menekan sebarang environmen berasid (yang digalakkan oleh sifat negatif dan kemurungan)yang amat digemari sel kanser, menjadi penyebab-penyebab utama abah kelihatan sihat dan bersemangat tinggi, alhamdulillah.

Di hujung minggu, saya memohon cuti rehat khas, mengutamakan untuk bersama abah daripada meraikan bertali arus nya majlis "open house" hari Raya Eidul Fitri di Institut Pendidikan Guru, Kampus Ipoh khususnya pada setiap hari sabtu, hari kuliah ganti. Jalan raya di Kuala Lumpur pula turut sesak teruk kerana keghairahan para penghuni nya menyambut hari raya. Pada satu ketika, saya terpaksa menggunakan perkhidmatan komuter dan teksi untuk menziarahi abah, "merehatkan" Bilal di rumah seorang sahabat supaya tidak terperangkap dalam kesesakan lalu lintas.

Masa berharga mendampingi abah, saya manfaatkan untuk solat berjamaah dan berinteraksi ilmiah dengan seorang ayah yang kaya dengan pengalaman dan kebijaksanaan / hikmah (wisdom). Abah bukan seorang profesor, berpendidikan hanya di darjah enam sahaja, tetapi cara beliau berfikir dan bertindak persis seorang bitara. Syahdu dan terharu sungguh apabila mengenangkan detik-detik perkongsian antara seorang ayah dan anak ini. Lazimnya perbualan kami bermula selepas waktu makan.

Abah berpesan. Berhati-hatilah menuturkan kata-kata. Kadang kala, kita tidak pandai "bercakap" dan lebih dituntut pada masa itu untuk berdiam diri daripada menghamburkan kata-kata yang kurang enak pada pendengaran. Insiden seorang "sister" yang menyelia di wad tempat abah menginap, contoh-contoh tingkah laku anak-anak, menantu dan pengamatan beliau, dijadikan iktibar.

Saya akui kebenaran kata-kata abah. Banyak manfaatnya diam daripada berkata-kata yang tidak mendatangkan apa-apa faedah. Walaupun kita tidak harus putus untuk berkata benar dan menegur kemungkaran, kita tidak "play safe" semata-mata kerana ingin meraih populariti di kalangan manusia. Perbendaharaan kata saya, hanya akan bertambah sekiranya saya di "provoke". Mereka yang mengetahui, sewenang-wenangnya menggunakan keadaan ini untuk merangsang supaya saya marah dan gembira apabila saya diaibkan. Dalam banyak keadaan, mereka kecewa. Sungguh, jiwa mereka memerlukan rawatan segera.

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (Surah An-Nisa': 148-149)

“Tidak akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus pula hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. Dan seorang hamba tidak akan memasuki syurga, selagi tetangganya belum aman dari kejahatannya.”- Al hadis

“Seseorang itu akan bercakap-cakap dengan kata-kata yang diredhai oleh Allah, dia tiada menyangka bahwa kata-kata itu akan menyampaikannya ke suatu tingkat yang tertentu, maka dicatitkan oleh Allah kata-kata itu mendapat keredhaanNya hingga ke Hari Kiamat. Dan seorang lain akan bercakap-cakap dengan kata-kata yang dimurkai oleh Allah, dia tiada menyangka bahwa kata-kata itu akan menyampaikannya ke suatu tingkat yang tertentu, maka dicatitkan oleh Allah dengan kata-kata itu kemurkaanNya ke atas orang itu hingga ke Hari Kiamat.” - Al hadis

“Barangsiapa yang memelihara lidahnya, Allah akan menutup kecelaannya. Barangsiapa yang menahan kemarahannya, Allah akan melindunginya dari siksaNya. Dan barangsiapa yang menyatakan keuzurannya kepada Allah, Allah akan menerima uzurnya”. - Al hadis

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka berkatalah yang baik ataupun berdiam saja” - Al hadis

“Jangan kamu sekalian duduk bersama-sama mereka, sehingga mereka mula dengan perbicaraan yang lain, kalau tidak tentulah kamu sekalian serupa dengan mereka.” (An-Nisa’: 140)

Allahu 'alam. Sekadar satu perkongsian, semoga bermanfaat. Semoga Allah terus menerus membimbing kita serta melimpahkan kekuatan kepada kita untuk beramal dengan nya, amin.

Wednesday 8 September 2010

Friday 27 August 2010

Kesakitan yang direlakan...

Sejak di zaman kanak-kanak lagi, saya sememangnya gerun untuk menemui doktor gigi. Aroma antiseptik, bunyian alat "gerudi" dan bayangan pelbagai peralatan yang tajam lagi bersinar sudah cukup meransang minda untuk menggamit memori kurang enak dan tidak menyeronokkan di klinik pergigian. Semasa di persekolahan rendah pula, ketika kenakalan memuncak, untuk bersama rakan-rakan sedarjah dalam rombongan van ke klinik pergigian yang terletak di bandar, lebih teruja daripada mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Keseronokan perjalanan dengan van itu telah merelakan diri ini disakiti semasa "cavity" pada gigi ditampal oleh jururawat.

Saya mewarisi set gigi yang mudah reput dari ibu saya dan datuk lelaki di sebelah abah. Abah memiliki barisan gigi yang cantik lagi tersususn seperti bondanya, kerana itu lah senyuman abah manis dan menawan. Pada hari isnin yang lepas, kesakitan disebabkan "cavity" sebesar "kawah" pada gigi geraham menggugat keselesaan melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan Kareem. Saya berdoa kepada Allah, biarlah saya uzur syarie dalam masa terdekat ini agar ibadah saya tidak terganggu kerana kesakitan gigi. Alhamdulillah, permintaan saya dimakbulkan Allah. Dalam keuzuran syarie, saya mengambil peluang pada hari khamis, di kala warga institut sibuk dengan sambutan hari kemerdekaan dan juga apa yang diistilahkan sebagai "professional talk" bersempena dengan peristiwa nuzul Al Qur'an, di dewan Seri Tanjung, IPG kampus Ipoh, yang mula membahang setiba sahaja waktu dhuha. Saya memberanikan diri untuk ke klinik Pergigian Ong. Bengkak di gusi telah susut dan tidak sakit lagi, indikator gigi sesuai dicabut sebelum kesakitan menyerang semula. Semasa dalam perjalanan, saya berdoa agar doktor yang bakal merawat saya ini, dibuka pintu hatinya untuk melayan saya dengan lemah lembut, dipermudahkan segala urusan dan Allah mengurniakan kesembuhan yang tidak menyakitkan. Maklum lah di usia hampir separuh abad ini, kesanggupan untuk menahan kesakitan tidak mampu dijangka.

Setiba sahaja di klinik, gandingan anak beranak, Dr. Ong senior dan Dr. Ong junior baharu sahaja keluar daripada kereta mereka. Dr Ong junior menyapa saya dengan mesra. Saya di antara pelanggan awal mereka pada hari itu. Nyonya yang duduk bersebelan saya sempat memerihalkan kedua-dua doktor itu dan dia memaklumkan kepada saya, dia memilih Dr Ong junior untuk merawatnya. Menurut nyonya itu tadi, Dr Ong junior lebih mesra dan baik, manakala Dr Ong senior seorang perengus atau "grumpy", saya hanya tersenyum hambar bagi meredakan tsunami yang melanda jiwa saya untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang meresahkan, hilang punca perkataan untuk dituturkan. Apabila nama saya dipanggil, kedua-dua doktor sibuk melayan pesakit masing-masing. Setelah lima minit berada di kerusi empuk dan di kelilingi peralatan pergigian canggih, hati sentiasa berkata-kata:"Hasbunallahu wanikmal wakil...cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung", Dr Ong senior pun menjenguk dan bertanya khabar. Sebagai seorang doktor pakar yang berpengalaman, saya dirawat dengan profesional sekali dan lemah lembut, geraham berjaya dikeluarkan dalam masa beberapa saat sahaja setelah gusi saya dibius selama lebih kurang 15 minit. Spesimen itu saya simpan untuk kenang-kenangan. "Alhamdulillah semuanya berjalan lancar,tq", begitulah bunyi sms saya kepada para sahabat saya setelah saya minta mereka "standby" seandainya berlaku sesuatu yang tidak diingini kepada saya.

Penceritaan saya ini mudah dan ringkas namun usah dipandang sepi dengan kekuatan sebingkis doa.
Ketahuilah,

"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia lah yang Maha Kaya(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji" (Fathir: 15)

"Doa itu ibadah" (hadis riwayat Abu Dawud dan At-Tirmizi)

"Doa itu senjata seorang mukmin, tiang agama, serta cahaya langit dan bumi"
(hadis riwayat Al-Hakim)

“Ada tiga orang yang doanya tidak akan tertolak : “Orang yang berpuasa hingga dia berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang terzalimi, Allah akan angkat doa-doa tersebut di atas awan dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, kemudian Allah berfirman : “Demi keperkasaan-Ku dan keagungan-Ku, Aku pasti akan tolong kamu walau pun setelah melalui suatu masa“
(hadis riwayat Ahmad)

Oleh itu, mari kita perbanyakkan doa di bulan Ramadhan yang mulia dan penuh dengan keberkatan ini. Semoga Allah pertemukan kita dengan malam lailatul qadar, terus menerus memberi kita kekuatan, kesihatan yang baik, kesabaran yang tinggi dan menerima segala amalan kita sebagai ibadah, amin, Allahu 'alam. Semoga bermanfaat.

Friday 9 July 2010

Nor Umairah...kebahagiaan yang tertangguh

Banyak perkara yang berlaku pada diri saya sejak akhir-akhir ini, memaksa diri saya untuk melakukan refleksi. Betapa rapuh nya kehidupan di dunia yang fana, meniti usia yang menghampiri usia senja dengan kehadiran kedua orang tua saya yang semakin dimamah usia, disertai dengan kelemahan pendengaran dan daya ingatan, sudah cukup menginsafkan saya. Yang pasti, kedua-duanya sungguh menyatuni saya, memerlukan saya sebagai teman untuk berbicara dan mengadu hal. Memandang wajah mereka bagaikan memandang Ka'abah di Masjidil Haram, Makkah. Pandangan yang dipenuhi dengan pengharapan dan kesyahduan. Semakin dipandang kedutan-kedutan di muka mereka, semakin bertambah rasa belas dan semakin menebal kasih sayang terhadap mereka. Alhamdulillah, Allah menghiburkan saya dengan saat-saat bahagia bersama mereka bagi menggantikan detik-detik bersama kami yang telah lupus. Tidak tertahan air mata untuk mengalir apabila mereka mengucapkan terima kasih terhadap layanan saya yang tidak seberapa kepada mereka, pada hal, saya lah yang sepatutnya yang mengungkapkan setinggi-tinggi penghargaan kepada mereka.

Saya harus sentiasa kuat semangat dan fizikal supaya dapat terus berbakti kepada kedua orang tua saya, semasa peluang dan ruang masih ada. Saya lemparkan jauh-jauh perkara yang berpotensi untuk mengganggu ketenteraman jiwa dan fikiran saya. Saya kembalikan segala urusan tersebut kepada Allah kerana saya insan yang tidak sempurna dan letih untuk berhujjah tentang kesempurnaan, yang akhir nya hanya akan mempamerkan keaiban diri. Saya tidak ingin membazirkan usia yang semakin singkat dengan kesedihan yang melampau, masih banyak lagi tugasan yang belum selesai yang menuntut kepada kesempurnaan. Semoga Allah permudahkan segala urusan dan memimpin segala tindakan saya, mereka yang saya kasihi, mereka yang mengasihi saya serta mereka yang melakukan kebaikan kepada saya, amin

Semester kedua bagi tahun akademik 2010 ini, saya diamanahkan lagi untuk mengajar subjek generik: "Thinking Skills" kepada tiga kumpulan pelajar baru bagi program persediaan Ijazah Sarjana Muda Perguruan (PPISMP), TESL. Perbincangan dalam kuliah pertama saya pagi tadi untuk unit K13, berdasarkan puisi Inggeris terbaik pada satu ketika dulu yang bertajuk "THE MAN WHO THINKS HE CAN". Berlaku perbezaan pandangan terhadap satu isu yang membuatkan saya meminta pelajar untuk mengundi. Jumlah pelajar ialah 20 orang, 18 setuju, seorang tidak setuju dan setelah tiga kali saya mohon pelajar mengulangi undian, jumlah yang mengangkat tangan tetap 19. Akhirnya pelajar-pelajar unit tersebut memperkenalkan kepada saya rakan mereka, Nor Umairah yang cacat kedua tangan nya. Saya jadi terkedu seketika. Nor Umairah kelihatan normal berbaju kurung tetapi tangan nya tidak kelihatan apabila dia memperlihatkan lengan bajunya. Saya pun bertanya kepada kelas, siapakah yang membantu Nor Umairah mengambil nota? Mereka menjawab persoalan saya sambil disambut dengan senyuman manis daripada Nor Umairah yang sedang menulis dengan jari kakinya. MasyaAllah, tidak lah Allah jadikan sesuatu itu dengan sia-sia. Terus saya fokus pada Nor Umairah dan berseru, "Nor Umairah, anda merupakan pelajar yang memiliki kelainan upaya, OKU-orang kelainan upaya, yang kekurangan anggota fizikal tetapi cerdas mental"

Maha suci Allah..."Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman:13)


"THE MAN WHO THINKS HE CAN"
by Walter D. Wintle

If you think you are beaten, you are;
If you think you dare not, you don't.
If you'd like to win, but think you can't
It's almost a cinch you won't.
If you think you'll lose, you've lost,
For out in the world we find
Success beings with a fellow's will;
It's all in the state of mind.

If you think you're outclassed, you are:
You've got to think high to rise.
You've got to be sure of yourself before
You can ever win a prize.
Life's battles don't always go
To the stronger or faster man,
But soon or late the man who wins
Is the man who thinks he can.

Allahu 'alam, moga bermanfaat.

Sunday 20 June 2010

Selamat Hari Bapa, Abah: Sebutir Permata Di Taman Hati II

Kenangan yang paling penting, sungguh berharga, terlalu bermakna dan tidak mungkin aku lupakan hingga ke akhir hayatku ialah pengembaraan spiritual ku ke tanah suci Mekah pada tahun 2007. Berkali-kali aku mengingatkan diriku bahawa aku adalah anak seorang pahlawan. Setiap perjalanan hidupku terdidik dan disusun oleh Maha Pencipta untuk mengharungi pelbagai rintangan dan ujian sebelum menikmati manisnya kemenangan perjuangan. Abah yang pernah mengerjakan ibadah haji pada tahun 2000, menjelaskan kesihatannya tidak mengizinkan dirinya untuk turut serta menemaniku ke Mekah. Aku merayu kepada Allah dengan permohonan yang bersungguh-sungguh supaya Allah membuka peluang untuk ku kali ini dan merestui hajat murniku. Aku juga memohon emak dan abah untuk turut mendoakan agar diberi kemudahan ke atas segala urusanku oleh Allah.

Keperihatinan Abah terhadap ku sungguh mengharukan aku. Abah tidak jemu-jemu berkongsikan pengalamannya, petua-petua serta buah fikiran yang bernilai tentang ibadat haji pada setiap peluang yang ada. Abah menjadi tempat rujukan utamaku. Ketika itu, Akulah manusia paling bertuah, Aku masih mempunyai Abah yang cergas lagi cerdas untuk menemani ku di fasa terpenting dalam hidupku. Abah menguruskan segala keperluanku dengan penuh tanggungjawab dan sebaik yang mungkin. Majlis doa selamat dirancang dan diatur begitu rapi oleh abah. Jiran tetangga serta rakan-rakan masjid abah dijemput menjayakan majlis send off ku yang dikendalikankan dengan tertib sekali.

Semua perbelanjaan majlis kenduri dibiayai oleh Abah tersayang. Bagi menjamin keselesaan dan kesejahteraan fikiran ku, abah mengupah seorang bekas pekerjanya yang mahir untuk memandu kami ke Kelana Jaya. Adik-adikku seisi keluarga dan kakakku serta keluarganya turut mengiringi kami dengan kereta masing-masing. Di khemah jamaah haji, Abah tidak terlepas daripada pandanganku. Kira-kira sejam sebelum check in, Abah bersila rapat menghampiri ku serta di kelilingi seiap ahli keluargaku. Abah menasihatiku dengan penuh kasih sayang agar mengawal kemarahanku semasa berada di tanah suci. Abah inginkan segala-gala yang terbaik untuk ku.

Dalam meniti usia senjaku, Abah ibarat sebutir permata dalam taman hatiku. Kilauannya menjadi penawar dukaku, penyeri dan penghibur kehidupanku. Abah sumber inspirasiku, meniupkan keyakinan dan meningkatkan jati diriku bagi meneruskan perjuangan hidupku. Kebersamaan Abah secara spiritual walaupun tidak secara fizikal sepanjang masa, membantu aku merintis liku-liku kecemerlangan. Jika Norhayati membawa maksud cahaya hidupku, semoga aku umpama cahaya hidup kepada kedua orang tuaku, keluargaku, para sahabatku dan kenalanku maka kedua ibubapaku pula ialah Dhiyaie atau penyuluh hidupku di sepanjang waktu.

"Ya Allah, ampunilah aku, kedua ibubapaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihani aku sejak kecil. Ya Allah peliharalah mereka, muliakanlah mereka, perelokkanlah kesihatan mereka, terimalah segala kebaikan mereka, panjangkan umur mereka dalam kebaikan, kumpulkan kami semua di dalam syurga FirdausMu...wahai Tuhan yang Maha Pengasih, amin."

Rasulullah bersabda di dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang bermaksud:
“Seseorang mengikuti orang yang ia cintai”
“Siapa pun orang yang engkau cintai, dialah yang akan bersamamu pada hari Kiamat. Aku mencintai Nabi (s.a.w) dan aku mencintai para sahabat. aku mencintai orang-orang yang suci, terdidik, terhormat, dan beragama. InsyaAllah, engkau pun akan datang pada hari Kiamat bersama mereka. Seseorang akan dikumpulkan dengan orang yang mereka cintai”
(Amru Khalid, 2007).

Setiap hari merupakan hari ibubapa muslim! Allahu 'alam.

Tuesday 15 June 2010

Setulus Hati Mu...

Di kala para peminat bola sepak di seluruh dunia tidak sabar-sabar lagi menantikan saat gilang gemilang majlis perasmian FIFA World Cup 2010 di kaca televisyen, emak sekeluarga dalam kesedihan dan tidak berupaya melihat ayah tiri saya yang sedang menderita, nazak, bertarung nyawa pada pagi jumaat lepas. Emak sebak menceritakan keadaan abah melalui telefon bimbit. Sejurus selepas itu, saya mendapat panggilan dari emak menyampaikan berita pemergian abah menemui rabb nya. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Terputuslah urusan arwah abah mail dengan dunia, berakhirlah kesengsaraannya dan semoga Allahyarham dikurniakan kerehatan hakiki dari kelelahan kehidupan ini, amin.

Tidak banyak yang saya ketahui tentang insan istimewa ini kecuali daripada penceritaan emak. Arwah abah mail masih segan-segan untuk berbual panjang dengan saya bila kami bertemu. Namun, arwah abah amat memahami keperluan masa berkualiti saya dengan emak. Arwah abah tidak pernah menghalang emak untuk bercuti ke mana sahaja dengan saya. Keizinan diberikannya dengan senang hati, kadang-kadang hingga seminggu berjauhan dengan emak.

Hubungan saya dan arwah abah mail menjadi mesra sejak Allahyarham mengidap kanser paru-paru kurang lebih dua bulan yang lalu. Arwah abah mail sentiasa menguntumkan senyuman manis semasa mendengarkan pandangan dan nasihat saya tentang ikhtiar-ikhtiar pilihan yang masih ada untuk mengurangkan kesakitannya. Doktor meramalkan jangka hayat arwah abah ialah lebih kurang empat bulan. Sel kanser arwah abah telah merebak hingga ke tulang belakang. Setiap malam, arwah abah kesakitan dan sukar untuk tidur. Ayat-ayat manzil yang Allahyarham amalkan dan kegunaan "bam" yang dibacakan ayat-ayat syifa' mengurangkan gangguan tidurnya. Hampir selang sehari, saya menghubungi emak untuk melegakan tekanan yang beliau hadapi dan melakukan persiapan mental emak untuk melalui saat-saat genting yang bakal beliau tempohi. Saya tidak putus-putus mendoakan ketabahan dan kesabaran emak serta mengharapkan kesembuhan yang sempurna untuk abah mail.

Alhamdulillah, emak dan arwah abah mail menerima ujian Allah ini dengan hati yang terbuka. Menurut emak, segala nasihat dan barangan pembelian saya diterima pakai serta dihargai oleh arwah abah mail. Abah sidek, abah kandung saya, bekas suami emak yang pertama, pula sering bertanya khabar tentang abah mail untuk berkongsi cerita tentang penyakit kronik yang sama-sama mereka tanggung dan menzahirkan simpati kepada emak. Ketara sungguh perubahan pada diri abah sidek. Begitu juga lah penerimaan arwah abah mail terhadap abah sidek yang sering disebut nya sebagai "abah sana". Benarlah, penyakit dan menziarahi pesakit mengingatkan kita tentang urusan akhirat dan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah. Kali terakhir, Allahyarham bersalaman sebanyak dua kali dengan saya sebelum berangkat ke Kuala Lumpur untuk menghadiri majlis pertunangan anak saudaranya, lebih kurang seminggu sebelum Allahyarham kembali ke rahmatullah.

Abah mail tidak berpelajaran tinggi. Kerja nya sejak bujang hanya membanting tulang sebagai buruh kasap. Arwah abah mail menerima emak seadanya dan mendapat tentangan hebat daripada keluarganya apabila Allahyarham yang masih teruna mengawini emak yang telah bergelar "janda" beranak tiga dan kekal jelita ketika itu. Setelah mengawini emak, arwah abah diterima sebagai penjawat awam dan masih melakukan kerja-kerja berat di luar waktu pejabat, berkerja keras untuk menyara keluarga yang besar,sepuluh orang anak yang tidak jauh jarak umur mereka. Tabiat merokok nya menjadi-jadi saban hari dan lama kelamaan, arwah abah mail menjadi seorang perokok yang tegar. Sayang dan kasihnya kepada emak tidak pernah pudar hingga lah di hari terakhir, emak melihat nya mendakap foto mereka berdua.

Emak sempat membisikkan di telinga nya, menyampaikan salam terakhir dan permohonan kemaafan segala kesilapan saya. Arwah abah mail hanya mampu respon melalui kerongkong sahaja dengan mata yang tertutup. Hasrat saya untuk turut menunaikan solat jenazah nya tidak berkesampaian, kerana masih dalam berhadas. Saya berpeluang menatap jenazah abah mail dan menyampaikan salam takziah abah sidek kepada emak sekeluarga. Semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerima segala kebaikannya, mencucuri rahmat ke atas rohnya dan mengumpulkan rohnya bersama roh para solihin, amin.

"Kamu sekalian adalah penyaksi-penyaksi Allah di muka bumi ini. Siapa yang kamu pujikan dengan baik, maka ia adalah sebagaimana yang dikatakan itu" (Hadis)

"Kami sekalian kepunyaan Allah, dan kami sekalian akan kembali kepadaNya. Ya Allah! Ya Tuhanku! Jadikan lah kitabnya (suratannya) di tempat Illiyiiin (Syorga tertinggi), dan catitkanlah nasibnya sebagai orang-orang yang baik di sisiMu. Dan gantikanlah kehilangannya dengan yang lain dari keluarganya yang tinggal. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Tuhan seru sekalian alam"!

Allahu 'alam. Moga bermanfaat.

Tuesday 1 June 2010

Sebutir Permata Di Taman Hati: Super Hero I

Penceritaanku mungkin cliché, tiada yang luar biasa malah serupa dengan cerita-cerita orang lain tetapi aku yakin proses kematangan oleh sentuhan kebapaan yang setiap daripada kita lalui adalah berbeza.

Bagi aku, di dalam dunia ini, tiada lelaki yang paling handsome seperti raut wajah Abah. Tiada lelaki yang paling manis senyumannya daripada senyuman Abah. Tiada lelaki yang paling macho seperti Abah. Abah lah yang paling gentleman, paling merdu dan gemersik suaranya. Pendek kata, Abah lah yang lelaki yang terbaik dalam banyak aspek. Aku tidak bermaksud untuk memuji secara berlebihan tentang sifat kedua ibubapaku atau membunga-bungakan amalanku atau mengaibkan keluargaku dalam mana-mana penulisanku tetapi aku sekadar ingin berkongsi pengalaman hidup serta pandangan melalui bidang penulisan yang aku rasakan sungguh therapuetic ini. Aku sedar dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap setiap bait-bait ayat yang aku nyatakan kerana setiap perkataan merupakan saham akhiratku dan akan dipersoalkan oleh Allah kelak.

“Tidak akan berganjak dua tapak kaki manusia pada hari kiamat sehingga dia disoal tentang empat perkara. Mengenai umurnya, ke manakah dihabiskan umurnya? Mengenai ilmunya, apakah yang sudah dilakukan dengan ilmunya? Mengenai hartanya, dari sumber manakah dia perolehi dan ke jalan manakah dia belanjakan? Dan tentang tubuh badannya, apakah yang telah dia lakukan?” [Hadith diriwayatkan oleh Tirmidzi]

Abahku telah diterima untuk mengikuti latihan ketenteraan di Port Dickson pada 25 November 1956. Selepas 6 bulan, Abah mula berkhidmat sebagai anggota Regimen Askar Melayu Di Raja Malaysia (RAMD) atau Tentera Darat Malaysia, TDM, Batalion ke-4 di Tapah, Perak. Sebagai anggota tentera, Abah terpaksa akur dengan perintah untuk dihantar bertugas di merata tempat. Abah pernah menjalankan operasi ketenteraan untuk mengawal keamanan negara daripada keganasan komunis di Cameron Highland dan Mentakab, Pahang serta Keroh dan Kuala Ketil, Kedah.

Setelah 4 tahun menabur bakti di tanah air tercinta, Batalion Abah telah dipilih untuk menyertai misi Pengaman Bangsa Bangsa Bersatu (PBB) di Congo pada 31 Oktober 1960 selama 10 bulan. Mereka ke Congo menaiki kapal laut daripada Port Swethenham, Malaysia ke Port Matadi, Congo yang mengambil masa 29 hari. Misi pengaman di Congo (sekarang Zaire) merupakan penglibatan TDM yang pertama di bawah Panji-Panji Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu. United Nations Operations In Congo atau lebih dikenali sebagai UNOC, mulai Oktober 1960 hingga April 1963, melibatkan 3,000 anggota Tentera Darat Malaysia dari pelbagai peringkat anggota.

Angkatan Tentera Malaysia telah menghantar Pasukan Khas Malaya (MSF) di bawah pemerintahan Brig Jen Hamid Bidin.Tugas MSF di Congo adalah untuk menentukan ketenteraman dan memelihara undang-undang bagi membantu kerajaan yang baru ditubuhkan. Objektif MSF ialah memelihara keutuhan wilayah dan kebebasan politik Congo, mencegah berlakunya perang saudara, memastikan penarikan keluar dari Congo semua tentera asing, separa tentera dan anggota penasihat asing yang bukan di bawah pemerintahan PBB serta memastikan penarikan keluar semua askar upahan. (sedutan daripada laman web ATM).

Setelah misi pasukan pertama selesai, Abah dan rakan-rakan seperjuangannya telah pulang ke Tanah air dan disambut meriah sebagai Wira Negara pada Mac 1961. Pada 5 November 1962, aku dilahirkan. Abah bersara wajib daripada perkhidmatan tentera berpangkat sarjan pada tahun 1979. Darah kesastriaan terus mengalir ke dalam tubuhnya hingga ke hari ini. Tiada perkara yang cukup membanggakan dan membahagiakan Abah daripada bercerita pengalaman serta kemahiran ketenteraannya kepada sesiapa sahaja.

Setiap anak merupakan kebanggaan kepada setiap ibubapa. Ikatan murni lagi kental itu jika dipateri dengan leburan ketakwaan menjadi mustahil untuk dirongkaikan hingga ke akhir masa. Kekuatan kuasa luar biasa yang jika digembeling mampu menghasilkan kehebatan berpanjangan. Seorang bapa sanggup berkorban nyawa demi keselamatan dan keselesaan anaknya. Allah menggambarkan kepentingan peranan bapa dalam banyak kisah para nabi dan rasulnya di dalam Al Qur’an. Umpamanya, kisah pengorbanan dalam penggembangan syiar Islam oleh nabi Ibrahim dan nabi Ismail, kepentingan perwarisan tugas dakwah nabi Zakaria dan nabi Yahya, keutuhan kasih sayang dan jalinan keimanan nabi Ya’akub dan nabi Yusuf serta penceritaan Lukman mendidik anaknya dengan pendekatan bijaksana.

Allah menegaskan Nabi Muhammad (s.a.w) sebagai role model dan ikutan umat sepanjang zaman dalam Surah Al Ahzab, ayat 21 yang bermaksud: “ Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingati Allah”

Rasulullah pernah bersabda di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang puteri kesayangannya Fatimah Az-Zahrah yang bermaksud: “...Fatimah adalah sebahagian daripada ku, dan aku benci apa yang ia benci untuk melihat, dan apa yang menyakiti nya, menyakiti ku”

Bersambung...

Monday 17 May 2010

Kau umpama kaktus...

Begitulah kata-kata yang tertera pada sekeping kertas yang disemat pada pasu sebuah pohon kaktus kecil pada hari guru, lebih lima tahun yang lepas. Ketika itu, Maktab Perguruan Ipoh, Hulu Kinta sibuk berpesta dengan pelbagai acara dan jualan bersempena sambutan Hari Guru. Saya hanya mampu tersenyum simpul setelah menerima hadiah istimewa daripada pengirim misteri tersebut.

Geli hati saya...bagai di geletek bertubi-tubi. Tertunai juga hasrat pengirim misteri itu untuk menyampaikan mesej nya, hanya dia sahaja yang mengetahui maksud tersirat di sebalik "hadiah" pohon kaktus itu. Kemungkinan besar ialah saya seorang yang sukar didekati, berpotensi untuk menyakiti sesiapa sahaja yang mendekati, simbolik berdasarkan anatomi pohon kaktus yang daunnya berbentuk duri.Jika di pandang dari aspek yang positif pula, kaktus merupakan pohon yang unik, tersendiri, mandiri(independent), kental, lasak dalam pelbagai cuaca dan keadaan yang ekstrim, hidup subur jika terbiar tanpa perhatian serta terdedah kepada cuaca panas terik. Hanya yang bijaksana dan berani sahaja yang tertarik, menggunakan strategi supaya tidak terluka apabila mendekati dan menyentuh pohon kaktus. Jika tidak, biarkan dia menghiasi ruang dengan bunga-bunga yang keluar seketika, bermanfaat kepada pemiliknya, sebagai pagar keselamatan berduri.

Pohon kaktus yang "dihadiahkan" kepada saya itu, akhirnya mati. Mungkin kerana terlalu dimanja, ditatang bagai barang berharga, dan diberi sepenuh perhatian agaknya. Hakikatnya, saya memang gemar kepada kaktus kerana pohon kaktus memerlukan selenggaraan yang rendah dan minimum (low and minimum maintenance), tidak perlu sangat dibaja, hanya lembabkan nya dengan air sekali dalam seminggu. Sudah tentulah pohon kaktus amat sesuai untuk individu berkerjaya seperti saya yang sering kali "outstation" di zaman itu. Zaman kita bermewah-mewah dan "ehwah-ehwah".

Allah tidak menjadikan sesuatu itu sia-sia. Setiap kejadian Nya mempunyai manfaat tersendiri.
Golongan yang paling banyak peluang menjana kebaikan dan bermanfaat kepada masyarakat ialah golongan pendidik / guru. Walaupun ramai yang merungut, "core business" guru sedikit sebanyak terhakis kerana terbeban dengan tugas-tugas pengkeranian, "clerical work", pada masa kini, namun keperwiraan seorang pendidik tetap terserlah, terbit dari keikhlasan menjalankan tanggungjawab membina generasi dan pewaris soleh wa musleh (baik dan membaikkan) di masa hadapan, insyaAllah.

"Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal;
(Iaitu) orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): “Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka" (Ali-Imran:190-191)

“Dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan dia
mengerjakan amalan soleh sambil berkata ‘Sesungguhnya, aku adalah daripada kalangan orang
Islam.’ ” (Surah Fussilat:33)

“Amalan yang paling dikasihi Allah ialah amalan yang dilakukan secara berterusan sekalipun
sedikit.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

“ (Pahala) orang yang menunjuk kepada kebaikan itu sepertilah (pahala) orang yang
melakukannya.” (Hadits Riwayat Al-Baihaqi, dinilai sahih)

Dalam satu hadis lain dinyatakan bahawa salah satu daripada tiga ‘amalan yang
akan berkekalan pahalanya hingga hari kiamat ialah ‘ilmu yang bermanfaat yang diajarkan
kepada orang lain.

“Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan kitab (Al-Quran), dan Dia lah jua yang menolong dan memelihara orang-orang yang berbuat kebaikan” (Al-A'raf:196)

Allahu 'alam. Selamat Hari Guru 2010 kepada semua warga pendidik (formal atau tidak formal)...

Saturday 3 April 2010

Paru-paru yang menawan kalbu...

Kelazatan luar biasa dinikmati apabila menulis dalam suasana yang 'condusive', ilham mencurah, alhamdulillah. Keselesaan dikecapi dengan melunjurkan kaki, tambahan dengan suasana yang dingin serta iringan alunan lembut ayat-ayat Allah, bacaan seorang pengunjung muda, perempuan, putih dan segak orangnya (sedang menghafal ayat)di tiang seri tidak jauh dari saya, yang sedang mengetuk-getuk 'Miss Delly' di atas rehal meja yang lazimnya digunakan untuk meletakkan Al Qur'an. Tiada tempat lain yang menggamit kebahagiaan di jiwa ini selain perpustakaan atau pusat sumber atau library, di kelilingi ribuan/jutaan buku dan mana-mana rumah Allah yang menjanjikan ketenangan juga keberkatan, amin.

Kejabbbbbbbbbb! Ada student UITM, Shah Alam mohon saya melengkapkan borang soal selidik tentang 'Islamic Banking'. Dah selesai pun...

Kita sambung lagi...di kelilingi dengan mereka yang sejahtera pemikiran dan tindakan turut mendamaikan jiwa. Setiap detik bersama mereka satu keindahan terasa dan sukar untuk dilepaskan. Peluang dan ruang berinteraksi dengan mereka dimanfaatkan sepenuhnya, bertukar-tukar pandangan, ide, berhujjah santai yang menghasilkan keseronokan. Keikhlasan di wajah mereka serta bait-bait ayat yang diucapkan sungguh menyerlah bukan sekadar dipaksa berbicara dan membunga-bungakan bahasa tetapi sifar impak di sanubari dengan pembaziran masa yang amat berharga. Namun, realiti kehidupan tidak selalunya seperti yang kita hajati kerana kita berhadapan dengan kepelbagaian. Harus ditanggani semuanya walaupun kurang kita gemari kerana terdapat 'mutiara' yang perlu dikutip, kepayahan yang amat sangat untuk menghadirkan diri secara fizikal, apa tah lagi menjelmakannya dengan spiritual dalam situasi yang kurang mensejahterakan. Semoga Allah memimpin segala tindakan, menganjari segala kepayahan dan keperitan dalam melakukan ketaatan, amin.

Realiti kehidupan...hidup bersama mereka yang gemar dengan tabiat merokok. Kepedulian mereka terhadap kesejahteraan insan sekeliling sungguh rendah. Ketagihan merokok mengatasi segalanya. Kita dipaksa menghirup udara tercemar dengan asap rokok beracun yang mereka hembuskan. Kedapatan pula mereka yang merokok dengan alasan untuk 'escapism', letih mental, menenangkan fikiran yang bercelaru, mengundang ilham untuk berkarya, penambat kelazatan setelah menikmati hidangan makanan, penat membanting tulang saban hari, mengenyangkan tanpa perlu bersusah payah beriadah untuk meng'urus'kan badan. Visual menggerikan yang dicetak di kotak rokok, sedikit pun tidak merunsingkan mereka malah ada segelintir daripada mereka mempersendakan usaha murni untuk merubah tabiat merokok, mereka menyimpannya sebagai koleksi, tiba-tiba tumbuh hobi baru pula.

Merokok memudaratkan diri penghisabnya dan mereka di sekeliling mereka. Atas alasan ini, merokok itu HARAM. Fatwa yang dikeluarkan turut tidak diendahkan. Terasa pengharaman merokok tidak seberat haramnya hukum meminum arak, haramnya memakan babi, haramnya melakukan zina yang gazetnya jelas termaktub di dalam Al Qur'an. Dari segi statusnya, merokok tetap haram...ketetapan Allah tetap kekal tanpa mengira batas waktu, sempadan geografi walaupun manusia seronok memberi alasan untuk menegakkan hujjah yang rapuh di hadapan manusia lain. Nasihat manusia lain tidak dihiraukan malah dipandang remeh. Isu kewangan dan hak individu bukan menjadi keutamaan lagi dalam membicarakan isu rokok. Perbincangan yang membabitkan isu nyawa dan keturunan yang sihat.

“Iaitu orang-orang yang mengikut Rasulullah (Muhammad s.a.w) Nabi yang Ummi, yang mereka dapati tertulis (namanya dan sifat-sifatnya) di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. Ia menyuruh mereka dengan perkara-perkara yang baik, dan melarang mereka daripada melakukan perkara-perkara yang keji; dan ia menghalalkan bagi mereka segala benda yang baik, dan mengharamkan kepada mereka segala benda yang buruk; dan ia juga menghapuskan dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, dan memuliakannya, juga menolongnya, serta mengikut nur (cahaya) yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka itulah orang-orang yang berjaya" ( Al-A'raf: 157)

"In view of the harm caused by tobacco, growing, trading in and smoking of tobacco are judged to be haram (forbidden). The Prophet, peace be upon him, is reported to have said, 'Do not harm yourselves or others.' Furthermore, tobacco is unwholesome, and God says in the Qur'an that the Prophet, peace be upon him, 'enjoins upon them that which is good and pure, and forbids them that which is unwholesome'" (Permanent Committee of Academic Research and Fatwa, Saudi Arabia).

Pendekatan yang paling berkesan untuk merubah tabiat merokok dengan serta merta ialah apabila perokok itu sendiri diberitakan mengidap penyakit barah paru-paru. Penyesalan mereka ketika itu tiada kesudahan. Pada masa itu, baru lah terasa pembaziran waktu, pembaziran harta benda dan penggadaian kesihatan mereka selama ini. Terus mereka berusaha dan mengikhtiarkan segala macam pendekatan dan penawar bagi memulihkan kesihatan, mengejar waktu hidup yang semakin singkat, menghargai ahli keluarga dan yang tersayang melebihi batas waktu yang ada. Kesedaran yang menyapa di senja usia natijah kealpaan mereka untuk berhenti merokok.

"Penyakit sebahagian dari ujian Allah terhadap hamba-hamba-Nya, dan Dia tidak menetapkan sesuatu kecuali di dalamnya terdapat kebaikan dan rahmat bagi hamba-Nya...sesuatu yang tidak anda sukai adalah sesuatu yang baik bagi anda..." Amru Khalid: The Power Of Dzikir(2007)

Sabda Rasulullah s.a.w:
"Tidaklah seorang muslim yang menderitai sakit, melainkan Allah gugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya"

JOM BERUSAHA KE ARAH SIFAR AHLI KELUARGA MEROKOK..

INGAT DETIK YANG BETAPA BERHARGA NYA KESIHATAN & KEBAHAGIAN HIDUP...

Allahu 'alam, moga bermanfaat.

Tuesday 23 March 2010

Antara GOLF dan TENIS...yang mana satu jadi pilihan?

Petang tadi seorang rakan pensyarah mencuba nasib untuk menjual set peralatan golf wanita kata nya. Sungguh melucukan. Tiger Woods pun terkejut beruk jika saya bermain golf...ibarat ikan menunggang basikal. Sebelum itu beliau menggunakan pendekatan psikologi tentang 'FEAR FACTOR', menguji penerimaan saya tentang 'halangan minda' tentang sesuatu perkara. Tahniah lah atas usaha dan niat murni saudara!...dan terharu juga bila ada rakan yang prihatin, walaupun alasan yang beliau berikan ialah ingin mencari pemain tenis untuk dilatih.

Saya tidak hiraukan dengan dua jenis permainan yang kononnya berprestij ini, golf dan tenis. Saya tidak pandang semua itu, yang penting kita bermain dengan semangat untuk menghargai kesihatan bukan seperti segelintir pemain yang meloyakan tekak kita dengan memperlihatkan "lagak kampungan" mereka untuk menagih perhatian. Mohon maaf, bukan niat saya untuk mengata sesiapa tetapi sekadar menyuarakan pandangan setelah tercabar fikiran saya yang waras ini.Saya "tabik spring" kepada mereka yang ikhlas serta konsisten dalam latihan permainan kerana saya sukar berdisiplin dalam aspek latihan, mudah jemu dan juara memberi alasan. Sememangnya ramai sahabat dan rakan komen tentang saiz badan saya yang tidak pernah kelihatan "mengecut" dan malah bagai dipam-pam...berat dalam muatan semakin hari semakin bertambah apabila saya telah lama ponteng puasa atas alasan cuaca panas yang membahang. Dulu saya seronok 'brisk walk', bermain bowling dan badminton...novis tetapi hati berbunga-bunga apabila mengikut "regim" mingguan...sekarang...ala hai...mesti keluar daripada "Comfort Zone" untuk tidak beriadah...mesti mula segera...insaf diri ini dengan berita tahap kesihatan ABDULLAH BIN ABDUL RAHMAN...Pesakit buah pinggang yang kronik...ibarat badan seperti sinki tersumbat...kebanjiran air toksik...saban selang dua hari melalui rutin dialisis kerana kedua-dua buah pinggang gagal berfungsi. Harga satu buah pinggang kurniaan Ilahi ialah RM 215,000.00...itu baru satu buah pinggang...bayangkan jumlah harga organ-organ lain?????????!

Bantuan Anda Diperlukan segera...JOM BERI SUMBANGAN KEWANGAN!

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud : " Rebutlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Pertama : masa sihat sebelum sakit. Kedua : masa kaya sebelum datangnya masa sempit (miskin). Ketiga : masa lapang sebelum tiba masa sibuk. Keempat masa mudamu sebelum datang masa tua dan kelima masa hidup sebelum tiba masa mati." (riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi).

Moga bermanfaat...Allahu 'alam.


TABUNG PEMINDAHAN BUAH PINGGANG ABDULLAH ABDUL RAHMAN
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Tujuan tabung ini adalah untuk mengumpulkan dana sebanyak RM215,000 bagi membiayai perbelanjaan pemindahan buah pinggang Abdullah di China pada bulan April 2010 ini.

Latar belakang Abdullah

Abdullah Abdul Rahman berusia 30 tahun, berasal dari Kuala Lumpur dan kini menetap di Sungai Petani, Kedah. Beliau merupakan seorang jurutera di PETRONAS Fertilizer Kedah dan berkelulusan Ijazah Sarjana Muda (kepujian) Kejuruteraan Mekanikal dari Universiti Manchester, UK. Beliau sudah berkahwin dengan Dzilal bt Abdul Aziz dan mempunyai seorang cahaya mata.

Penyakit Buah Pinggang (End Stage Renal Disease)

Abdullah telah disahkan mengalami kerosakan kedua-dua buah pinggangnya (End Stage Renal Disease (ESRD)) pada Februari 2009. Punca kepada kerosakan buah pinggang beliau tidak diketahui dan tidak dapat dikenal pasti.

Rawatan Sekarang

Kini beliau terpaksa menjalani rawatan Haemodialisis (mencuci darah) 3 kali seminggu. Rawatan ini akan berterusan sehingga ke akhir hayat beliau kecuali pemindahan buah pinggang (kidney transplant) dapat dilakukan. Rawatan Haemodialisis tidak dapat memberikan tahap kesihatan yg sebaiknya . Pelbagai komplikasi kesihatan seperti masalah jantung, paru –paru, dan sebagainya akan berlaku. Doktor juga memaklumkan bahawa pemindahan buah pinggang ini jika dilakukan lebih cepat lebih baik kerana fizikalnya masih kuat dan kesan kerosakan buah pinggang pada badannya masih minimal. Penyakitnya setakat ini telah pun menimbulkan pelbagai komplikasi lain yang membataskan pergerakannya dan melemahkan fizikal beliau.

Masalah pemindahan buah pinggang di Malaysia

Usaha untuk mendapatkan penderma yang sesuai daripada kalangan ahli keluarga telah dilaksanakan, malangnya tidak berjaya. Manakala menunggu giliran dalam senarai menunggu pemindahan buah pinggang kementerian kesihatan di Malaysia memakan masa yang lama (l0 -12 tahun).


Mohon Sumbangan Anda

Kami memohon sumbangan ikhlas anda dengan harapan dapat mempercepatkan pengumpulan dana tersebut seterusnya membolehkan Abdullah menjalani rawatan pemindahan buah pinggangnya.

Kami juga mengharapkan doa dari tuan/puan agar usaha ini berjaya dan Abdullah dikurniakan kesembuhan berpanjangan oleh Allah swt.


Sumbangan boleh disalurkan melalui :
a. "bank in" terus ke akaun Maybank - a/c: 564490210905
b. Sumbangan atas nama : Abdullah bin Abdul Rahman
c. Tunai – boleh hubungi nama di bawah

Sebarang pertanyaan lanjut bolehlah hubungi :
En. Abdul Rahman Hussein 012 – 2053484
Pn. Noriah Jusoh 019 – 2692441
I.r. Abdul Aziz Omar 016 – 6654212
Pn. Kerisisiah Mohd Daud 019 – 5769272
Pn. Dzilal Abdul Aziz 016 – 4101607

Semua sumbangan dan doa didahului dengan ucapan terima kasih. Semoga diterima Allah sebagai amal soleh dan dibalas Allah dengan ganjaran berlipat kali ganda.

Thursday 25 February 2010

PERMATA HATI

Engkaulah yang menjadi

permata hati kami

Engkaulah yang menjadi

mutiara hati ini

Engkaulah yang menerangi

kegelapan jiwa ini

Engkaulah yang menunjuki

jalan keselamatan

Reff :

Ya Nabiyallah …

Ya Rasulallah

Ya Habiballah

shalawat dan salam untukmu …

(semoga kami dapat bertemu …)


Ehsan dari puisiislam.blogdetik.com

Sunday 21 February 2010

"I Used To Be Single And Happy..."

Pembaca yang dirahmati Allah, didoakan sihat sejahtera dan ceria selalu. Di minggu terakhir bulan januari 2010, saya telah berkunjung ke bahagian perlesenan JPJ untuk memperbaharui lesen memandu saya. Setelah selesai urusan dan di dalam perjalanan saya untuk keluar dari bangunan JPJ itu, saya terserempak dengan seorang pemuda, sedang-sedang badannya, berkulit gelap dan memakai kemeja-T merah dengan tulisan berwarna putih. Pemuda itu menundukkan pandangannya apabila dia sedar, saya sedang membaca tulisan yang tertera di hadapan kemeja-T nya.."I used to be single and happy...", setakat itu sahaja. Spontan saya mengukirkan senyuman, geli hati kerana jarang sekali spesies insan bernama lelaki begitu mudah dan selesa untuk meluahkan perasaan begitu, sama ada secara lisan atau isyarat non-verbal begitu. dalam hati saya berkata-kata:this is something...cepat-cepat saya menoleh ke belakang bajunya untuk membaca "gesture" yang seterusnya.Tertulis:"...but now I am the happiest". Salah satu tafsiran yang mudah daripada kedua-dua tulisan itu ialah pemuda tadi telah berpunya(harap-harapnya berkahwin) dan menikmati kehidupan yang lebih bahagia daripada zaman membujang. Tahniah kepada pemuda ini serta golongan yang mengiklankan budaya hidup sihat melalui pemakaian T-shirt, pelekat di kereta dan seumpamanya.

Saya terpanggil untuk menengahkan isu kahwin-bujang ini. Skop perbincangan yang sungguh luas dan lebih berkesan lagi terkesan jika dilaksanakan dalam bengkel atau seminar kekeluargaan Islam. Matlamat dan pendirian hidup saya amat jelas, alhamdulillah. Jika diturutkan hati, saya letih mental dan fizikal untuk membicarakan isu kahwin-bujang ini kerana perkara ini sepatutnya telah jelas lagi terang. Tegasnya, apabila saya menyuarakan pandangan tentang kehidupan kahwin-bujang, saya tidak berniat dan berminat untuk meraih simpati atau perhatian. I am not a symphaty or an attention seekers. Saya merasakan suatu keperluan untuk membicarakannya, platform ini difikirkan sungguh sesuai untuk dimanfaatkan bagi memperjelaskan 'holistic view' saya tentang beberapa perkara.

Isu kebahagiaan bukan berkisar kepada kenikmatan hidup di alam perkahwinan atau kebebasan tanpa batas semasa bujang senang. Tetapi kebahagiaan mutlak bertakhta di hati dan benak fikiran individu itu sendiri. Ketenangan jiwa dan fikiran yang lahir atas dasar kesyukuran terhadap segala nikmat dan kurniaan Nya. Bagaimana pandangan dan persepsi individu tersebut terhadap kehidupan yang dicorakkan oleh pendidikan dan latihan yang dilaluinya, diperkayakan dengan pelbagai pengalaman serta hasil interaksi dengan anggota masyarakat dan faktor-faktor lain yang tidak kurang pentingnya, boleh mempengaruhi pemikiran dan tindakan seseorang.

Kita perlu akur bahawa habuan yang dikurniakan oleh Allah kepada setiap daripada kita adalah berbeza. Allah Pencipta kita. Allah Maha Mengetahui apa yang kita perlukan dan terbaik untuk kita kerana Dia sayang kepada kita. Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengasihani. Allah sengaja tidak kurniakan kesemua yang kita inginkan atau menjauhkan sebahagian perkara yang boleh merosakkan kita kerana Dia kasih kepada kita. Allah juga Maha Pemurah, Dia akan mengurniakan apa sahaja yang hambanya usahakan walaupun di kalangan hambanya yang melanggar ketetapan-ketetapanNya sebagai ujian sejauh mana keterlaluan mereka dalam melampui batas-batas Allah tetapi sedarlah Allah hanya sayang dan kasih kepada hamba-hamba yang sentiasa taat kepada Nya.

"Cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya melebihi cinta ibu tadi kepada anaknya" (HR Ahmad)

( Rasulullah bertanya kepada para sahabat apabila melihat seorang ibu memegang anaknya. Apakah pandangan kalian, sanggupkah wanita itu melemparkan anaknya ke neraka". Mereka menjawab, "Tidak")

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah(nikmat) kepadamu." (Ibrahim:7)

Justeru itu, setiap manusia melalui pelbagai ujian dengan tahap yang berbeza. Bukan semua orang diuji dengan perkahwinan, bukan semua yang berkahwin secara automatik dikurniakan anak atau anak yang ramai, walaupun kita "by designed" dilengkapi dengan alat peranakan yang sempurna. Kehidupan kita akan monotonus jika semua orang berkahwin maka tidak terkawal lah populasi manusia. Suatu perkara yang pelik juga jika semua manusia membujang kerana manusia berhenti membiak dan akan pupus. Keadaan ini melanggar syariat dan melawan sunnatullah (hukum alam) kerana hanya insan merupakan khalifah yang mampu dan dipertanggungjawabkan untuk memakmurkan bumi ini dengan melaksanakan Islam sebagai satu-satunya cara hidup (The Only Way Of Life) yang dijanjikan kecemerlangan oleh Allah.

Hidup kita dimeriahkan dengan kepelbagaian ini iaitu kehidupan berkelamin dan kehidupan membujang. Setiap corak kehidupan berkahwin dan membujang mempunyai kelebihannya yang tersendiri. Bukan mudah mengharungi kehidupan berumahtangga. Tanggungjawab yang berat untuk mendidik setiap anggota keluarga sebagai anggota masyarakat yang berjaya lagi berguna dan menurut spesifikasi ajaran Islam. Hidup membujang juga merasakan cabaran kehidupan khusus nya berada bersama segelintir masyarakat Malaysia yang memandang mereka yang membujang sebagai suatu "kecacatan". Golongan membujang yang kononnya tiada pembela dan boleh diperlakukan sesuka hati...tersilap besarlah mereka yang pendek akal ini. Golongan bujang pula tidak seharusnya merasakan kekurangan diri dan membazir masa bersedih hati kerana tidak 'dimiliki'. Golongan bujang harus manfaatkan kelapangan waktu bujang untuk menabur bakti dalam pelbagai bentuk, setiap ketika dan di mana sahaja menurut keupayaan dan kemampuan masing-masing. Golongan bujang yang ditakdirkan bujang hingga ke akhir hayat, harus melihat diri sebagai "golongan kelainan upaya" dan berusaha gigih untuk melayakkan diri ke laluan "fast track, "nothing to declare lane" di padang Mahsyar kelak, insyaAllah. Syurga itu bukan khusus untuk mereka yang berkahwin sahaja. Yang pasti dan jelas, tidak lah Allah menjadikan sesuatu itu sia-sia. Sama ada kita, bujang atau berkahwin, kita semua mempunyai fungsi masing-masing yang wajib disempurnakan dan pelbagai tanggungjawab di "penjuru" masing-masing yang bakal dipersoalkan oleh Allah kelak.Syurga Allah itu mahal harga nya, hanya dihuni oleh mereka yang berusaha keras, melalui pelbagai rintangan dan sentiasa berkorban serta terkorban. Semoga Allah permudahkan segala urusan kita dan memperkenan kita sebagai penghuni syurgaNya, amin.

"Sesungguhnya amal usaha kamu adalah berbagai-bagai keadaannya" (Al-Lail: 4)

"Dan katakanlah (wahai Muhammad): Beramalah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan"
(At-Taubah:105)

"Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kukuhkan pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir" (Al Baqarah: 250)

Hakikat kehidupan dunia hanyalah ibarat sang musafir berteduh di pohon yang rendang, sementara dan sebentar cuma.
"Apalah artinya dunia ini bagiku, di dunia ini akau hanya seseorang musafir yang bernaung di bawah pohon, lalu dia beristirehat, dan kemudian meninggalkannya" (HR Ahmad)
Dunia merupakan pentas ujian dan permainan yang melalaikan/mendustakan. Kehidupan akhirat jua yang kekal abadi. Dunia bukan matlamat orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin yang bertaqwa dimotivasikan oleh kehidupan akhirat. Bukan kerana individu, bukan kerana pencapaian, bukan untuk menunjuk kehebatan diri, bukan untuk bersaing tetapi setiap langkahnya terpimpin oleh kejelasan matlamat hidup untuk meraih keredhaan Allah semata-mata. Dunia hanya lah perantara untuk menuju kehidupan akhirat. Mari sama-sama kita berusaha untuk memanfaatkan waktu dan usah membuang waktu menghitung kelebihan dan kekurangan habuan Allah kepada kita. Kita bersyukur dengan apa sahaja kurniaannya dan fokus dengan pencapaian matlamat hidup untuk meraih keredhaan serta kecintaan Allah. Kita ke syurga Allah bukan kerana banyak nya amalan kebaikan kita tetapi kerana Rahmat, kasih sayangnya, amin ya Rabb.

Kita sentiasa melalui pelbagai pendidikan dan latihan. Sebahagian daripadanya ialah kita sering melakukan kesilapan dan mengambil keputusan yang tidak tepat supaya kita terus belajar serta tabah mengharungi kehidupan. Kita akur dengan segala ketetapan Nya.Semoga Allah ampuni segala dosa-dosa kita yang lalu, semasa dan akan datang. Semoga Allah ganjari segala kepayahan dan keperitan yang kita lalui, amin. Sesungguhnya saya bertuah masih memiliki anggota keluarga yang prihatin dan penyayang walaupun dari keluarga yang tidak sempurna. Saya ditemani oleh para sahabat, teman dan ahli keluarga mereka, yang memahami, menyayangi saya tanpa batas dan syarat. Anak-anak didik yang menyokong untuk sama-sama meneruskan perjuangan di dalam bidang pendidikan dan organisasi. Kasih sayang saya juga mahal harganya dan tinggi nilainya, hanya saya curahkan kepada mereka yang pandai menghargai dan ikhlas menerimanya.

"Barangsiapa tidak mengasihi, maka ia tidak dikasihi"
(HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Allahu 'alam. With that, i raise my points and rest my "case".

Terima kasih kerana bersabar dan sudi membaca hingga ke akhir huruf, semoga bermanfaat.

Sunday 10 January 2010

"Miss Blackie" dan"Miss Delly" punya cerita...

Semasa musim cuti akhir semester yang lalu, saya tersentak sedikit dengan kecacatan "Miss Blackie", komputer riba serba hitam IBM-Think Pad, yang tidak terhitung jasanya kepada saya. Baterinya sudah "condemn" dan tidak boleh dicas lagi. Namun perkhidmatan "Miss Blackie" masih saya perlukan hingga ke saat menaip posting ini dengan menggunakan talian hayat secara langsung, iaitu kuasa elektrik tanpa sebarang "back-up". Miss Blackie tidak pernah menyusahkan saya, tidak pernah masuk "klinik", cuma pada tahun pertama "Miss Blackie" bersama saya, skrin LCDnya retak dan dipulihkan dengan LCD baru dalam kadar segera kerana masih dalam tempoh jaminan. "Miss Blackie" setia menemani saya ke mana sahaja, memudahkan segala urusan memproses data dan maklumat. Telah banyak penulisan rasmi, ilmiah dan santai dihasilkan dengan menggunakan perkhidmatan cemerlang "Miss Blackie". Tidak terhitung banyaknya dokumentasi rasmi yang diabadikan dengan kemas selama lebih enam tahun. Saya suka menamakan barang-barang kepunyaan saya dan perkakasan-perkakasan yang saya guna. Rumah saya ialah "Barokah", kereta pertama saya ialah "Intan" (Charade Aura merah / putih: WBM 7604), kereta saya sekarang ini "Excellente" (Inokom Atoz: AEX 7108), peti sejuk saya "Mrs Cold Iron Lady", menunjukkan betapa saya hargai dan kasihnya kepada benda-benda yang tidak bernyawa ini.

Saya sungguh selesa berkerja dengan "Miss Blackie". Saya seorang yang setia dan kurang senang dengan perubahan kecuali terpaksa menghadapi perubahan kerana satu keperluan yang terdesak, dalam suasana realistik dan membawa banyak manfaat. Saya sayang "Miss Blackie" tetapi saya tidak sanggup menanggung risiko untuk dibebani dengan kehilangan data apabila berlaku "power failure". Kekurangan kecanggihan "Miss Blackie" telah saya atasi dengan "gajet-gajet" yang saya beli dengan perbelanjaan sendiri.

Peruntukkan kementerian Pelajaran Malaysia pada tahun 2010 yang telah dikurangkan sebanyak 30% menyebabkan dana untuk sebarang alat tukar ganti dan perkhidmatan baik pulih adalah sifar. Boleh saja saya guna wang sendiri untuk mendapatkan "jantung" baru "Miss Blackie" tetapi "Miss Delly" sedang menunggu..., menjadikan alasan yang kukuh dengan kebarangkalian yang tinggi, untuk melepaskan "Miss Blackie" pergi....sama ada "Miss Blackie atau Miss Delly", kedua-duanya adalah HAK KERAJAAN MALAYSIA.

Iktibar yang diperolehi dan ingin dihayati daripada perkhidmatan cemerlang "Miss Blackie" ialah
"Berbuat baik di setiap kesempatan, dalam hal-hal kecil atau hal-hal yang besar. Berbuat baik tanpa terikat dengan hasil"

"sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik"
(Surah Al-A'raf:56)

Semoga kita semua bercita-cita dan tergolong dalam mereka yang berbuat baik, amin. Setakat ini dahulu. Allahu 'alam.