Semerbak Kasturi

"Sesungguhnya orang-orang berbakti benar-benar berada di dalam (syurga yang penuh) kenikmatan, mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni(tidak memabukkan)yang tempatnya masih dilak (disegel), laknya dari KASTURI. Dan yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.
(Al-Mutaffifin: 22 - 27)

BINA HARAPAN MALAYSIA

Tuesday, 5 June 2012

Kebersamaan Di Dunia Dan Akhirat!



“Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) sebahagiannya menjadi musuh bagi sebahagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa." (QS Az Zukhruf : 67)


Ibnu Katsir mengatakan :

“Seluruh persaudaraan dan persahabatan yang bukan kerana Allah pada hari kiamat akan berubah menjadi permusuhan."


Begitu juga pesanan Rasulullah saw dalam haditsnya yang menyebutkan bahwa kita akan dibangkitkan di hari kiamat bersama orang yang kita cintai.

Mari kita renungi :
Siapakah orang-orang yang kita cintai?
Siapakah orang-orang yang paling dekat dalam hidup dan hati kita?
Siapakah orang yang menghiasi ingatan kita?
Siapakah orang yang menemani langkah-langkah hidup kita?
Adakah dia orang soleh?
Adakah dia mengajak kepada kebaikan dan keridhaan Allah?

Bayangkanlah persahabatan orang yang beriman di akhirat kelak adalah sebagaimana yang digambarkan oleh Saiyyidina Ali bin Abi Talib ra :

"Ada dua orang mukmin yang bersahabat dan berteman akrab. Salah seorang di antara keduanya meninggal lebih dahulu dan ia mendapat berita gembira dengan syurga. Ketika itu ia mengingati teman akrabnya masa di dunia lalu ia berdoa :

“Ya Allah, sesungguhnya fulan adalah teman akrabku, dia yang menganjurkanku berlaku taat kepadaMu dan kepada RasulMu. Dia yang mengajakku melakukan kebaikan dan mencegahku melakukan kemungkaran. Dia juga yang menyedarkanku akan pertemuan denganMu.

Ya Allah jangan Engkau sesatkan dia sepeninggalanku sampai Engkau memperlihatkan kepadanya kenikmatan yang Engkau berikan padaku dan sampai Engkau meridhainya sebagaimana Engkau ridha kepadaku,"

Maka Allah berkata kepadanya :

"Pergilah, seandainya engkau tahu yang Aku berikan kepadanya pasti engkau akan banyak tertawa dan sedikit menangis.”

Kemudian teman akrabnya itu meninggal dan ruh mereka bertemu. Dikatakan pada mereka :

“Saling memujilah kamu kepada sahabat kamu."

Maka masing-masing mereka mengatakan :

“Dia adalah sebaik-baik teman, sebaik-baik saudara, sebaik-baik sahabat…."


Tersebut dalam kitab Al Hilya bahwa Salim bin Abi Ja’ad menyatakan bahwa Abu Darda’ pernah berkata :

"Hendaklah seseorang berhati-hati bila ia dibenci oleh hati orang-orang beriman dari arah yang tidak ia sedari.”

Kemudian Abu Darda’ bertanya, “Tahukah kamu apa yang dimaksudkan dengan kata-kata itu?”

Salim mengatakan bahwa ia tidak mengerti.

Abu Darda’ menjelaskan :

“Iaitu seorang hamba yang bermaksiat kepada Allah dalam keadaan sendirian lalu Allah menghunjamkan kemarahanNya dalam hati orang-orang beriman tanpa ia sedari.”

Kemarahan hati orang yang beriman adalah kesengsaraan.

Kebencian orang-orang yang beriman adalah pangkal kesempitan dan penderitaan.

1)Ini adalah kerana merekalah sebenarnya yang dapat mengubah dunia dengan segala permasalahannya menjadi indah.

2)Mulut-mulut merekalah yang menuangkan nasihat dan membicarakan kalimat demi kalimat yang dapat mententeramkan hati.

3)Lidah-lidah merekalah yang menyiram hati kita untuk sentiasa berada dalam keridhaan Allah dan tidak terlalu jauh menyimpang dari ridha Allah swt.

4)Tangan-tangan merekalah yang menuntun kita.
Tapak tangan merekalah yang menengadah ke langit di malam yang sunyi gelap hingga memberi kekuatan iman dalam diri kita.

Ingatlah sabda Rasulullah saw tentang doa seorang mukmin di tengah malam yang dijamin diterima oleh Allah swt.

Bersahabat dengan mereka akan mendekatkan kita kepada Allah dan ketaatan kita pada Allah juga akan mendekatkan kita kepada mereka.

Ibnu Asakir meriwayatkan, Abu Darda‘ menulis surat pada Maslamah bin Makhlad:

"Seorang hamba jika ia telah berbuat kebajikan untuk taat kepada Allah, maka Allah mencintainya. Bila Allah telah mencintainya, Allah akan menjadikan makhluk cinta padanya. Dan bila ia bermaksiat pada Allah, maka Allah akan memarahinya. Bila ia telah dimarahi olehNya, Maka Allah akan menjadikan seluruh makhluk benci padanya." (Dari kitab Al Kanz)

Nukilan: Ustaz Wan Ahmad Sanadi

No comments: